Menurut penelitian Alkitab dari seorang ilmuan terkenal, Isaac Newton,
dan bukti-bukti lain, jalan menuju Armagedon dan peperangan akhir antara
kebaikan dan kejahatan, tinggal sebentar lagi!
Stasiun televisi History Channel menayangkan program tentang Isaac
Newton. Program ini menunjukkan bahwa Newton bukan hanya seorang
astronom besar, fisikawan, matematikawan, dan salah satu genius terbesar yang
pernah ada. Ia menemukan optik, membagi spektum cahaya pada sebuah kristal dan
menunjukkan bahwa cahaya putih adalah gabungan dari 7 warna utama, yang
kesemuanya menghasilkan warna putih, menemukan hukum gerak dan hukum gravitasi.
Tetapi apa yang tidak diketahui orang-orang adalah bahwa ia mengabdikan
puluhan tahun kehidupannya untuk mempelajari Alkitab dan sejarah kuno dalam
upaya untuk memecahkan maksud dari pesan Allah untuk manusia dan masa depan.
Dia memiliki pemahaman yang luar biasa. Di jamannya, jika ia membiarkan keyakinannya
diketahui publik, ia akan dihukum mati sebagai seorang bidah. Lembaran-lembaran
yang ditulis oleh Newton telah ditemukan beberapa puluh tahun terakhir dan
baru-baru ini dilelang di Inggris. Seorang penerima hadiah Nobel membeli
beberapa dari lembaran ini dan sebagian lagi berada di Hebrew University di
Israel. Melalui lembaran-lembaran ini diketahui bahwa ternyata Newton tidak
mempercayai trinitas, malahan
menganggapnya kafir, dan mengatakan Gereja Katolik Roma sebagai “Babilon
si pelacur besar”. Ia benar dalam pemahamannya bahwa paganism telah merasuki
Kekristenan.
Ia berusaha memahami arti dari nubuat Alkitab, terutama kitab Daniel
dan Wahyu dan garis waktu dalam kedua kitab ini. Newton beranjak dari
tiga prinsip dasar suatu nubuat akan tergenap dan akan digenapi berabad-abad
setelah masa hidupnya. Ia sampai pada pemahaman bahwa dalam terminologi nubuat
Alkitab, satu hari sama dengan satu tahun nubuat yang akan tergenap, yang
merupakan prinsip dasar dari nubuat.
Alkitab – Buku Berkode
Para sarjana dan pelajar Alkitab tahu bahwa dua buku yang paling
misterius dari Alkitab adalah buku Daniel dan Wahyu. Di dalam buku-buku
ini, bahkan dalam level permukaan, terdapat prediksi akan kengerian yang tak
terbayangkan dan nubuat tentang “akhir jaman”.
Prediksi ini, nyatanya, “dimeteraikan” dan tidak disingkapkan kepada
para penulisnya.
Daniel diberitahu, sehubungan dengan nubuatnya, “Dan akan ada masa
kesusahan, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak adanya bangsa,
sampai kepada masa itu” (Dan 12:1). Malaikat kemudian memberitahunya, “Tetapi
engkau Daniel, rahasiakan kata-kata itu, dan meteraikan buku itu, sampai kepada
akhir jaman; banyak yang akan berlari kepadanya, dan pengetahuan akan
bertambah” (Dan 12:4).
Selanjutnya, Daniel diberitahu lagi, “Pergilah Daniel, karena kata-kata
itu akan tertutup dan dimeteraikan sampai kepada jaman akhir. Banyak yang akan
dimurnikan, dibuat putih, dan dibersihkan, tetapi orang jahat akan semakin
jahat; dan tidak satupun dari orang jahat yang akan mengerti, tetapi orang bijak
akan mengerti” (ayat 9-10, NKJV).
Nubuat dari buku yang mengandung teka-teki, buku Wahyu, juga
dimeteraikan. Yohanes sang rasul ditunjukkan dalam sebuah penglihatan,
“gulungan yang ditulis di bagian dalam dan luar, dimeteraikan dengan tujuh
meterai” (Why 5:1). Hanya anak Domba Allah yang layak membuka meterai buku itu.
Ketujuh meterai dan nubuatannya, selanjutnya dibahas dalam pasal-pasal buku
Wahyu ini. Tetapi pembacaan yang sekedarnya tidak akan memberikan pemahaman dan
pengertian akan ayat-ayat ini. Banyak simbol dan gambaran misterius dan “masa
waktu” disebutkan. Kebanyakan orang yang membacanya akan bingung dan pusing.
Namun ini adalah buku Wahyu – dan di akhir jaman maknanya akan dipahami!
Banyak nubuatan yang ditulis dengan cara demikian. Nabi Yesaya menulis,
“Sebab TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak; matamu--yakni para nabi--telah
dipejamkan-Nya dan mukamu--yaitu para pelihat--telah ditudungi-Nya. Maka bagimu
penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila
itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: "Baiklah
baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat, sebab kitab itu
termeterai"; dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak
dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan
menjawab: "Aku tidak dapat membaca." (Yes 29:10-12)
Siapa, kalau begitu, yang dapat mengerti kitab yang Allah meteraikan? Yesaya
member jawaban. Pertama, ia menjelaskan masalahnya: Ia menulis “
Baik imam maupun nabi pening karena arak, kacau oleh anggur [doktrin
salah]; mereka pusing oleh arak, pening pada waktu melihat penglihatan, goyang
pada waktu memberi keputusan. Sungguh, segala meja penuh dengan muntah,
kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi” (Yes 28:7-8).
Yesaya memiliki beberapa hal yang dapat dikatakan tentang nubuatan masa
depan, dan untuk memahami apa yang akan terjadi kita harus melihat kembali
kata-katanya. Dia menyatakan bahwa nubuatan yang tergenap adalah bukti yang
luar biasa dan tidak dapat dibantah tentang eksistensi Allah, dan bahwa Alkitab
diinspirasikan! Tidak ada buku lain yang memprediksikan tentang masa depan
sebagaimana Alkitab.
“Ajukanlah perkaramu, firman TUHAN, kemukakanlah alasan-alasanmu,
firman Raja, Allah Yakub. Biarlah mereka maju dan memberitahukan kepada kami
apa yang akan terjadi! Nubuat yang dahulu, beritahukanlah apa artinya, supaya
kami memperhatikannya, atau hal-hal yang akan datang, kabarkanlah kepada kami,
supaya kami mengetahui kesudahannya Beritahukanlah hal-hal yang akan datang
kemudian, supaya kami mengetahui, bahwa kamu ini sungguh allah; ...
Sesungguhnya, kamu ini adalah seperti tidak ada dan perbuatan-perbuatanmu
adalah hampa” (Yes 41:21-24).
Allah berbicara melalui nubuatan Yesaya, dan mengatakan “Akulah yang
terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
Siapakah seperti Aku? Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang
akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami!
Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan
dan Kuberitahukan hal itu kepadamu” (Yes 44:6-8).
“Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah
Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,
yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa
yang belum terlaksana” (Yes 46:9-10).
Tergenapnya nubuatan adalah bukti utama dari keberadaan Allah, Firman-Nya,
dan inspirasi ilahinya.
Bersambung...
(Catatan: Terjemahan bebas dari artikel "Isaac Newton and the End-Time Prophecies of Daniel" karya William F. Dankenbring)
(Catatan: Terjemahan bebas dari artikel "Isaac Newton and the End-Time Prophecies of Daniel" karya William F. Dankenbring)


