Pengunjung

Sunday, November 24, 2013

Isaac Newton, Sang Alkemis



Sir Isaac Newton, ilmuan dan matematikawan terkenal abad ke 17, meskipun umumnya tidak dikenal sebagai seorang alkemis, ternyata menekuni ilmu ini dengan antusias. Meskipun ia menulis lebih dari sejuta kata untuk subjek ini, setelah kematiannya tahun 1727, Royal Society memutuskan bahwa tulisan-tulisannya itu “tidak cocok untuk dicetak”. Tulisan-tulisan itu ditemukan kembali pada pertengahan abad 20 dan sebagian besar sarjana setuju bahwa pada dasarnya  ia adalah seorang alkemis terkemuka. Dan juga menjadi nyata bahwa yang menginspirasi hukum-hukum Newton tentang cahaya dan gravitasi bersumber dari kegiatan alkeminya.


Jika diperhatikan dengan seksama, dalam cahaya pengetahuan alkemi, pada buku biografi Sir Isaac Newton oleh J.W.V. Sullivan, sangat mudah untuk menyadari adanya teori-teori alkemi yang dari situ ia bekerja. Sir Arthur Eddington, dalam tinjauannya akan buku ini, mengatakan “Ilmu pengetahuan yang paling utama diminatinya, dan yang paling banyak menyita waktunya, adalah alkemi. Dia membaca dan melakukan tak terhitung banyaknya eksperimen, yang secara umum sejauh yang kita tahu, tidak melibatkan buah [apel, penj]”. Salah seorang pembantunya mencatat, “Dia sangat jarang pergi tidur pada pukul dua atau tiga subuh, bahkan kadang tidak sampai pukul lima atau enam, merenung selama empat atau lima jam, terutama pada musim semi dan musim gugur, pada saat ia bekerja enam minggu di laboraturiumnya, api jarang terlihat baik malam atau siang. Apa tujuannya saya  tidak pernah tahu”. Jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah eksperimen-eksperimen Newton yang berfokus pada alkemi. (Dari buku Alchemy Rediscovered and Restored oleh A. Cockren)


Sebagai seorang yang mempraktekkan alkemi, Newton mengunci dirinya berhari-hari dalam laboraturiumnya, sehingga tidak sedikit orang yang menyimpulkan bahwa ia telah berhasil merubah timah menjadi emas. Kelihatannya ini menjelaskan salah satu keanehan dalam kehidupannya. Pada puncak karirnya, bukannya menerima jabatan guru besar di universitas Cambridge, ia malah ditunjuk menjadi Direktur Mint [semacam lembaga keuangan Inggris, penj] yang bertugas menjaga dan menghitung di tempat penyimpanan emas Inggris.


Pada kenyataannya, Newton --orang yang dihormati sebagai penemu ilmu pengetahuan modern dan sistem mekanis alam semesta-- juga memiliki kedudukan sebagai salah seorang alkemis terhebat sepanjang masa. Dalam bukunya Religion of Isaac Newton (Oxford 1974), F.E. Manuel menyimpulkan “Semakin tinggi ilmu teologi dan alkemi Newton, kegiatan kronologi dan mitologi dipelajari sebagai satu kesatuan, yang ditetapkan oleh sisi ilmu pengetahuannya, semakin jelas terlihat bahwa pada masa kejayaannya ia melihat dirinya sebagai orang yang terakhir yang menafsir kehendak Allah melalui tindakan, yang hidup untuk menggenapinya”.


Tradisi Hermetik


Pandangan ini semakin diterima pada tahun-tahun belakangan ini, ketika semakin banyak tulisan pribadi dan risalah alkemis Newton yang diperiksa. “Seperti semua alkemis Eropa dari Jaman Kegelapan hingga awal era ilmu pengetahuan dan seterusnya”, kata Michael White dalam bukunya Isaac Newton:The Last Sorcerer (Addison Wesley 1997), “Newton dimotivasi oleh keyakinan yang berakar pada sebuah konsep bahwa kebijaksanaan alkemi dapat ditelusuri hingga ke masa lampau. Tradisi Hermetik --tubuh dari pengetahuan alkemi-- diyakini berasal dari masa yang tidak diketahui dan diberikan kepada umat manusia melalui agen supranatural”.



Newton Menyimpan Rahasia Alkemi


Newton menulis surat kepada sesama alkemis Robert Boyle dan memperingatinya untuk tetap “tutup mulut secara ketat“ dalam diskusi-diskusi umum tentang prinsip-prinsip alkemi. “Karena sebagaimana prinsip merkuri dapat disembunyikan oleh orang yang mengetahui hal itu”, Newton menulis, “maka lebih masuk akal terhadap sesuatu yang lebih mulia untuk tidak dibicarakan tanpa menimbukan kerusakan yang dasyat atas dunia jika ada ketidakjujuran dalam penerjemahan tulisan-tulisan Hermetik. Ada hal-hal lain selain transmutasi logam yang tidak diketahui”. Menurut B.J.T. Dobbs dalam buku The Foundations of Newton's Alchemy (Cambridge University Press, 1984), “Fakta bahwa Newton tidak pernah mempublikasikan karya-karya alkeminya tidak dapat ditafsirkan bahwa ia gagal dalam usahanya. Sebaliknya, ia telah cukup berhasil untuk berpikir bahwa ia berada di jalur dari sesuatu yang penting sehingga menjadi alasan yang baik untuk tetap “tutup mulut secara ketat” meskipun tidak ada indikasi bahwa ia sendiri mencari sesuatu yang misterius tentang “hal yang lebih mulia”.

(Catatan: terjemahan bebas dan diedit seperlunya dari http://www.alchemylab.com/isaac_newton.htm)

1 comment: