Sir Isaac Newton, ilmuan dan matematikawan terkenal abad ke 17,
meskipun umumnya tidak dikenal sebagai seorang alkemis, ternyata menekuni ilmu
ini dengan antusias. Meskipun ia menulis lebih dari sejuta kata untuk subjek
ini, setelah kematiannya tahun 1727, Royal Society memutuskan bahwa
tulisan-tulisannya itu “tidak cocok untuk dicetak”. Tulisan-tulisan itu
ditemukan kembali pada pertengahan abad 20 dan sebagian besar sarjana setuju
bahwa pada dasarnya ia adalah seorang
alkemis terkemuka. Dan juga menjadi nyata bahwa yang menginspirasi hukum-hukum
Newton tentang cahaya dan gravitasi bersumber dari kegiatan alkeminya.
Jika diperhatikan dengan seksama, dalam cahaya pengetahuan
alkemi, pada buku biografi Sir Isaac
Newton oleh J.W.V. Sullivan, sangat mudah untuk menyadari adanya
teori-teori alkemi yang dari situ ia bekerja. Sir Arthur Eddington, dalam
tinjauannya akan buku ini, mengatakan “Ilmu pengetahuan yang paling utama
diminatinya, dan yang paling banyak menyita waktunya, adalah alkemi. Dia
membaca dan melakukan tak terhitung banyaknya eksperimen, yang secara umum
sejauh yang kita tahu, tidak melibatkan buah [apel, penj]”. Salah seorang
pembantunya mencatat, “Dia sangat jarang pergi tidur pada pukul dua atau tiga
subuh, bahkan kadang tidak sampai pukul lima atau enam, merenung selama empat
atau lima jam, terutama pada musim semi dan musim gugur, pada saat ia bekerja
enam minggu di laboraturiumnya, api jarang terlihat baik malam atau siang. Apa
tujuannya saya tidak pernah tahu”.
Jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah eksperimen-eksperimen Newton yang berfokus
pada alkemi. (Dari buku Alchemy
Rediscovered and Restored oleh A. Cockren)
Sebagai seorang yang mempraktekkan alkemi, Newton mengunci
dirinya berhari-hari dalam laboraturiumnya, sehingga tidak sedikit orang yang
menyimpulkan bahwa ia telah berhasil merubah timah menjadi emas. Kelihatannya
ini menjelaskan salah satu keanehan dalam kehidupannya. Pada puncak karirnya,
bukannya menerima jabatan guru besar di universitas Cambridge, ia malah
ditunjuk menjadi Direktur Mint [semacam lembaga keuangan Inggris, penj] yang
bertugas menjaga dan menghitung di tempat penyimpanan emas Inggris.
Pada kenyataannya, Newton --orang yang dihormati sebagai
penemu ilmu pengetahuan modern dan sistem mekanis alam semesta-- juga memiliki
kedudukan sebagai salah seorang alkemis terhebat sepanjang masa. Dalam bukunya Religion of Isaac Newton (Oxford 1974),
F.E. Manuel menyimpulkan “Semakin tinggi ilmu teologi dan alkemi Newton, kegiatan
kronologi dan mitologi dipelajari sebagai satu kesatuan, yang ditetapkan oleh sisi
ilmu pengetahuannya, semakin jelas terlihat bahwa pada masa kejayaannya ia
melihat dirinya sebagai orang yang terakhir yang menafsir kehendak Allah
melalui tindakan, yang hidup untuk menggenapinya”.
Tradisi Hermetik
Pandangan ini semakin diterima pada tahun-tahun belakangan
ini, ketika semakin banyak tulisan pribadi dan risalah alkemis Newton yang
diperiksa. “Seperti semua alkemis Eropa dari Jaman Kegelapan hingga awal era
ilmu pengetahuan dan seterusnya”, kata Michael White dalam bukunya Isaac Newton:The Last Sorcerer (Addison
Wesley 1997), “Newton dimotivasi oleh keyakinan yang berakar pada sebuah konsep
bahwa kebijaksanaan alkemi dapat ditelusuri hingga ke masa lampau. Tradisi
Hermetik --tubuh dari pengetahuan alkemi-- diyakini berasal dari masa yang tidak diketahui dan diberikan
kepada umat manusia melalui agen
supranatural”.
Newton Menyimpan Rahasia Alkemi
Newton menulis surat kepada sesama alkemis Robert Boyle dan memperingatinya
untuk tetap “tutup mulut secara ketat“ dalam diskusi-diskusi umum tentang
prinsip-prinsip alkemi. “Karena sebagaimana prinsip merkuri dapat disembunyikan
oleh orang yang mengetahui hal itu”, Newton menulis, “maka lebih masuk akal terhadap
sesuatu yang lebih mulia untuk tidak dibicarakan tanpa menimbukan kerusakan
yang dasyat atas dunia jika ada ketidakjujuran dalam penerjemahan
tulisan-tulisan Hermetik. Ada hal-hal lain selain transmutasi logam yang tidak
diketahui”. Menurut B.J.T. Dobbs dalam buku The
Foundations of Newton's Alchemy (Cambridge University Press, 1984), “Fakta
bahwa Newton tidak pernah mempublikasikan karya-karya alkeminya tidak dapat
ditafsirkan bahwa ia gagal dalam usahanya. Sebaliknya, ia telah cukup berhasil
untuk berpikir bahwa ia berada di jalur dari sesuatu yang penting sehingga
menjadi alasan yang baik untuk tetap “tutup mulut secara ketat” meskipun tidak
ada indikasi bahwa ia sendiri mencari sesuatu yang misterius tentang “hal yang
lebih mulia”.
(Catatan: terjemahan bebas dan diedit seperlunya dari http://www.alchemylab.com/isaac_newton.htm)

(y)
ReplyDelete